Tittle : Forever I’m
your PETER-PAN
Genre : Romance, sad,
hurt.
Author : Han
Sung-ra//@kidyosh
Cast :
-
Girl’s
Generation’s magnae Seo Juhyun / Seohyun
-
EXO – K’s magnae
Oh Sehun / Sehun
-
Em (OC)
Length : Oneshoot
Rating : G
Recommend song :
-
Sunny – The Second
Drawer
-
Seohyun – I’ll
be waiting
-
Taeyeon – I Love
You
-
IU – You’re
always like that
(Pasang lagu Seohyun I’ll be waiting ya buka aja di youtube biar ngefeel:”))
Salju berhamparan di
Kota Milan, saksi awal pertemuan Oh Sehun dengan Seo Juhyun. Saksi atas
pernyataan cinta yang dilontarkan Sehun, membuat jantung Juhyun berdegup
kencang. Saksi dimana menjadi awal kisah cinta mereka. Saksi dan bukti
ketulusan cinta. Saksi dimana Juhyun merasakan sakit. Dimana Sehun menghianati
Juhyun. Saksi dimana cinta itu hancur.
Hujan yang selalu
mengiringi pertengkaran mereka. Hujan yang selalu menjadi backsound dari drama
mereka.
Sehun terduduk di
bangku yang berada di taman tempat awal pertemuannya dengan Juhyun. Sehun
berharap Juhyun akan datang, dan dia akan memberikan sesuatu hasil dari kerja
payahnya. Hasil dari keringatnya.
Sehun teringat kata –
katanya sebelum ia meminta Juhyun menjadi kekasihnya.
FLASHBACK MODE ON
*Sehun POV*
“Kau tahu tempat
diantara tertidur dan terbangun? Tempat dimana kau masih bisa mengingat seluruh
mimpi dalam tidur mu? Disitulah aku akan selalu mencintaimu, Juhyun-ah.
Disitulah aku akan menunggumu,” Juhyun terkejut saat mendengar ucapanku dan
memandangku kosong. Lalu, perlahan ia meneteskan air matanya.
“Tapi... I’ll never be
good enough for you, Sehun-ah. I can’t be your future girlfriend.” Juhyun
menunduk.
“You do!” kataku cepat
– cepat. “You do, Juhyun-ah. Kau sudah menjadi gadis impianku, and you’re too
good for me,”
“I’ll be your Wendy if
you be my Peterpan,” Juhyun menangis haru.
“So, would you be my
Wendy, Juhyun?” tanyaku dengan wajah serius.
“Why not? Saranghae,”
setelah dia menjawab, aku langsung memeluknya.
Juhyun-ah, aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan membahagiakanmu, aku tak akan pernah menyakitimu.
FLASHBACK MODE OFF
*Still Sehun POV*
“Apa yang kulakukan salah, hm?” aku menahan air mataku.
“Maksudku bukan seperti ini, Juhyun-ah! Jeongmal mianhae,” aku memandangi sesuatu yang akan kuberikan pada Juhyun nanti tepat jam delapan.
(Ganti lagu IU – You’re always like that)
Sementara itu, ditaman tempat Sehun menyatakan cintanya...
*Seohyun POV*
“Aku sempat merasa
sungguh istimewa karena aku memilikimu, Sehun-ah. Tapi, aku salah. Aku sungguh
bodoh! Tak seharusnya aku mencintaimu, tak seharusnya aku menerimamu menjadi
kekasihku. Tapi, aku mencintaimu. Sangat. Aku tak dapat membohongi diriku
sendiri,” Juhyun menangis.
“Kau selalu menyuruhku datang ketempat itu tapi kau tak pernah datang. Aku menunggu mu didepan rumahmu tapi kau tak kunjung pulang. Aku selalu berharap handphone ku bergetar karena teleponmu. Tapi, stop all your bullshit, Sehun-ah! Kau ingat janjimu saat itu, Sehun-ah? Aku mencintai dan menyayangimu dengan tulus. Apakah itu semua balasanmu untukku? Kau selalu bersikap sibuk saat bertemu denganku. Dan hal terakhir yang membuat-ku hancur adalah, aku melihatmu bersama yeoja lain disebuah mall. Katamu kau sibuk? Kenapa malam itu kau pergi bersamanya. Kenapa kau tak punya waktu bersamaku? Kenapa kau tak punya waktu untuk datang ke tempat yang paling bersejarah bagiku? Sehun-ah... kenapa kau tega melakukan ini kepadaku?” Juhyun menangis memandangi foto pertamanya dengan Sehun.
Keheningan malam di
Kota Milan mengingatkan Juhyun dengan kejadian pertengkarannya dengan Oh Sehun
di-mall itu. Tepat. Dimana. Hatinya. Hancur. Berkeping-keping.
FLASHBACK MODE ON
*Author POV*
“Oh Sehun?!” Yeoja yang taklain adalah Juhyun berteriak memastikan namja dengan yeoja lain itu bukanlah Sehun.
“Oh Sehun?!” Yeoja yang taklain adalah Juhyun berteriak memastikan namja dengan yeoja lain itu bukanlah Sehun.
Namja itu menoleh mencari sumber suara yang meneriakkan namanya. Dan saat itu juga, Juhyun jatuh dan menangis.
“Sehun-ah apa itu benar – benar kau?” Juhyun berkata dengan lirih.
Namja itu segera berlari kearah Juhyun yang terjatuh dan segera membawanya ke kursi di taman itu. Taman bersejarah bagi Sehun dan Juhyun. Yeoja yang bersama Sehun melanjutkan jalannya kedalam mall itu, melakukan tugas yang diperintahkan Sehun.
“Sehun-ah. Wae?” Juhyun tak kunjung berhenti menangis.
“Sehun-ah kenapa kau diam saja?” Juhyun berteriak. “SEHUN-AH JAWAB AKU!!”
“Kau mau aku menjawab pertanyaan yang mana?” Sehun mentap Juhyun sedih.
“Apa benar ini kau?” Sehun melihat luka terbesit dimata Juhyun.
“Iya ini aku. Oh Sehun. Orang yang paling beruntung karena aku memilikimu,” Sehun menyentuh tangan Juhyun yang langsung ditepisnya.
“Jangan sentuh aku untuk sementara ini, tuan Oh.” Juhyun tersenyum miris. “Kau bilang apa? Kau beruntung karena memilikiku? Next lie, Sehun-ah? Bagaimana bisa kau beruntung memilikiku disaat dimana dua bulan ini aku melalui hari – hari burukku tanpamu? Dimana aku mengabiskan dua bulan ini sia – sia?”
“Lalu aku harus menjawab apa, Juhyun-ah? Semua kata – kata yang aku lontarkan keluar dari hatiku,” Sehun tetap tenang menjawab pertanyaan Juhyun walaupun sebenarnya ia takut. Ia takut untuk kehilangan.
“Dari hatimu? Apa kau pernah mengistimewakan diriku dihatimu, Sehun-ah? Setelah dua bulan ini kau mengacuhkanku? Wae, Sehun-ah? Kenapa kau tega?” Juhyun menangis sekeras-kerasnya membuat hati Sehun menjadi khawatir dan tak tega.
“Apa? Jika aku harus menceritakan seluruh kenyataannya, kau akan percaya? Kumohon jangan bahas dua bulan itu. Aku tunggu kau disini, tanggal 22 November jam delapan malam. Dan aku akan menunjukkan, dan menjelaskan semuanya kepadamu. Arraseo?” Sehun memberikan saputangannya untuk mengbapus air mata Juhyun.
“Aku takut, Sehun-ah! Aku takut kau tak datang lagi seperti hari – hari sebelumnya. Kau membiarkanku kedinginan di malam hari,” kata Juhyun lalu segera pergi dari tempat itu.
“Aku janji Juhyun-ah. Aku janji akan datang. Aku akan menjelaskan semuanya kepadamu. Aku berjanji.” Kata Sehun dalam hati.
FLASHBACK MODE OFF
*Seohyun POV*
(Ganti lagu Sunny – The
Second Drawer)
“Kau memikirkannya?” tanya Em yang tak lain adalah sahabat Juhyun di Milan.
“Entahlah,” aku menatap sedih sapu tangan yang diberi Sehun malam itu. “Menurutmu, apakah aku harus datang ke taman itu?”
“Tentu. Kau harus datang, Juhyun-ah. Siapa tahu, Sehun akan menjelaskan semuanya. Menjelaskan alasan mengapa kau sakit hati,” Em mengelus pundakku halus.
“Jam berapa sekarang?” tanyaku pada Em.
“Jam 07.56,” kata Em sambil melihat jam ungu yang digunakannya. “Kau akan berangkat kesana sekarang, hm?”
“Ya. Aku pergi dulu,” aku tersenyum dan segera melambaikan tangan pada Em.
*Author POV*
Beberapa langkah lagi, Juhyun sampai ke tempat dimana Sehun duduk malam ini. Dua puluh dua November tepat jam delapan malam.
Beberapa detik lagi Juhyun akan mengetahui semua kebenaran.
Beberapa detik lagi ada sesuatu yang sangat penting yang akan disampaikan Sehun.
Beberapa detik lagi...
“Juhyun-ah, kau datang?” tanya Sehun sambil menoleh kearah Juhyun.
“Nah, ceritakan semuanya kepadaku,” Juhyun duduk disamping Sehun. Dengan jarak dari pojok ke pojok.
“Tidak bisa kah kau geser sedikit lebih dekat, Juhyun?” tanya Sehun tersenyum. “Tidakkah kau merindukanku, nona Oh?”
“Apa maksudmu?” Juhyun terbelalak saat Sehun menyebutkan Nona Oh. “Aku tidak punya waktu untuk berbasa basi denganmu. Dan, sebentar lagi, Sehun, hubungan kita akan berakhir.”
“Kenapa kau bersih keras hubungan ini akan berakhir?” tanya Sehun dengan wajah serius.
“Untuk apa diperjuangkan lagi Sehun saat hanya satu pihak yang mempertahankannya?” tanya Juhyun meneteskan air matanya.
“Kumohon, jangan menangis,” kata Sehun dengan lirih.
“Aku menangis juga takkan berpengaruhkan? Kau senang, Oh Sehun?” tanya Juhyun menatap sini kearah Sehun.
“Hentikan! Geurae, aku akan menceritakan. Tapi, kumohon jangan menangis dan jangan memotong ceritaku,”
“Aku tak berjanji, Sehun,”
“Baik, aku yakin kau akan bertanya tentang aku selalu menyuruhmu datang ketempat ini tapi aku tak pernah datang. Kau tahu, Juhyun? Aku bekerja. Aku bekerja menjadi kuli bangunan. Bekerja dari pagi hingga malam untukmu. Saat aku merindukanmu, aku sangat ingin bertemu denganmu, maka dari itu aku menyuruhmu datang kesini. Tapi, saat aku datang, kau sudah pergi. Kau pasti mengira aku tak datang? Perjalanan dari tempat kerjaku dan kesini sangat jauh, Juhyun. Aku berlari sekuat mungkin agar aku bisa datang menemuimu. Tapi, aku tak menemukanmu. Kau pulang. Saat, aku ingin memberi tahumu, dompet dan handphoneku dicopet. Alhasil, aku tak bisa menghubungimu. Saat aku ingin pergi kerumahmu, rumahmu sudah gelap. Kau sudah tidur, dan aku tak akan mengganggumu.” Sehun berhenti sejanak dan Juhyun hanya menangis.
“Aku menunggumu didepan rumahmu, Sehun-ah. Tapi kau tak pernah pulang,” Juhyun menunduk.
Sehun tersenyum. “Aku memang tak pernah pulang, Juhyun. Aku harus bekerja keras agar aku bisa... nanti kau akan tau setelah aku menceritakan semuanya. Aku menginap di rumah yang akan dibangun oleh para kuli. Aku bekerja keras,” Sehun menatap Juhyun yang masih menangis.
“Kulanjutkan?” juhyun mengangguk. “Mm. Ini adalah pertanyaan yang paling kau ingin tanyakan. Mengapa aku tidak punya waktu bersamamu disini namun aku pergi bersama yeoja itu dimall.”
Juhyun menatap Sehun.
“Aku. Akankah aku mengatakan jujur? Kau siap Juhyun?” Juhyun mengangguk mantap.
“Ok, aku bukan tak punya waktu bersamamu. Aku sibuk dengan pekerjaanku. Lalu, mengapa aku pergi ke mall itu bersama yeoja itu? Kau tahu? Kau tahu mengapa aku bekerja?” tanya Sehun.
“Molla,” Juhyun menatap Sehun lemas.
“Perusahaan ayahku bangkrut di Korea sana. Tapi, itu bukan masalahnya. Kau ingat janjiku pada saat aku memintamu menjadi kekasihmu? Aku akan membahagiakanmu. Aku ingin membelikanmu sesuatu dari hasil keringatku ini. Dan ini sangat penting. Soal yeoja itu. Yeoja itu adalah Em, sahabatmu. Tidak ada apa – apa diantara kami. Aku hanya meminta bantuan Em untuk memilihkan sesuatu yang kau suka untuk membuat surprise.” Sehun tersenyum menahan air mata.
“Aku tak menghubungimu bukan berarti aku tak merindukanmu. Aku tak melihatmu bukan berarti aku tak memikirkanmu, Juhyun,” Sehun menahan dirinya saat akan memeluk Juhyun.
“Dan semua hasil kerja payahku, keringatku, dan aku hampir mati merindukan mu karena aku ingin memberimu ini,” Sehun memberikan kotak itu ke Juhyun.
Juhyun menerima kotak itu dan ia segera membukanya. Dan, matanya langsung terbelalak. Tangan kiri menutup mulutnya yang tampak terkejut. Cincin. Cincin pernikahan.
Inilah hasil keringat Sehun selama dua bulan ini dia tak bersama Juhyun. Inilah hasil dari hatinya yang hancur.
Semua yang ada dipikirannya tidak sama dikenyataan.
“Jangan pernah berpikir buruk tentangku, Juhyun. Aku hanya mencintaimu seorang. Tak pernah aku
mencintai orang lain. Aku bersusah payah, meninggalkan semua kemewahanku, dan hampir mati karena tak bertemu denganmu dua bulan. Aku tak pernah memaafkan diriku karena aku telah membuatmu hancur, menangis dan jatuh saat itu. Saat, aku mengajakmu kesini waktu itu, yeoja yang bersamaku alias Em tidak ikut. Karena, aku meminta bantuan kepadanya untuk membelikanku ini untukmu,” Sehun meneteskan satu tetes airmata.
(Ganti lagu Taeyeon I Love You)
“Aku sangat mencintaimu Juhyun-ah. Marrie me? Menikah denganku?”
“I do. Jeongmal Saranghae,” Sehun memeluk Juhyun. “Mianhae, jeongmal mianhae aku berpikiran buruk tentangmu, itu semua karena aku akan merindukanmu.”
Sehun menggendong Juhyun kesuatu tempat.
“Eodiga?” tanya Juhyun bingung.
“Tutup matamu,” Sehun berhenti. “Bukalah,”
Sebuah danau yang luas
yang tertutupi oleh gelap malam kalah dengan sinar lampu pink yang menerangi
danau itu. Sebuah perahu angsa berada di pinggir kolam itu, beserta dengan dua
kue dan dua mocha-latte.
“Naiklah” Sehun menyuruh Juhyun naik keatas perahu itu.
“Sehun-ah gomawo,” Juhyun tersenyum.
“Semua kulakukan agar kau bisa tersenyum,” Sehun mencium pipi Juhyun.
“Aku bisa masuk rumah sakit jiwa karenamu, Sehun!” kata Juyun sambil melihat Sehun mendayung perahu
untuknya.
“Dan aku bisa mati karena tak bertemu denganmu, Juhyun-ah,” Juhyun terkekeh.
“Jangan pernah tertutup kepadaku soal perusaahan ayahmu, Sehun!”
“Don’t ever leave me,” Sehun menatap mata Juhyun dalam.
“Aku sudah memesan dua tiket untuk berlibur ke Roma dan paket travel selama dua bulan untuk mengganti dua bulan yang terbuang sia – sia ini,” kata Sehun dengan wajah berbinar.
Satu Tahun kemudian...
*Seohyun POV*
“JEONGMAL SARANGHAE, SEO JUHYUN!” sehun berteriak diantara para tamu undangan. “FOREVER, I’LL BE YOUR PETERPAN and YOU’RE MY WENDY!”
Ya kalian benar, hari ini tanggal dua puluh dua November di Milan tapatnya ditaman itu, aku dan Sehun menggelar pesta pernikahan. Aku bisa tinggal bersama orang yang aku cintai.
“JEONGMAL SARANGHAE, OH SEHUN! FOREVER YOU’RE MY PETERPAN!” balasku dengan tersenyum haru.
Nothing lasts forever. Like the pain. And let the wind remove all the pain from our self!
*Sehun POV*
Impianku sudah terwujud. Menikah dengan orang yang aku cintai. Aku benar – benar bahagia dan beruntung memiliki Juhyun.
I will always love you, and forever I’m your peterpan. Thanks god!
SEO JUHYUN DAN OH SEHUN
SUDAH RESMI MENIKAH DAN MEREKA HIDUP BAHAGIA SELALU BERSAMA UNTUK SELAMA
LAMANYA.
Gimana readers? maaf nih jelek>,<
Miris banget ya Sehun jadi kuli haha tapi gaada lagi yang cocok buat ceritanya.
Dun forget comment yea
Next FF ada tiga yang lagi admin tulis,
bergenre marriage life, ada yang fangirl dan hurtromance
XOXO,
HSR
Gimana readers? maaf nih jelek>,<
Miris banget ya Sehun jadi kuli haha tapi gaada lagi yang cocok buat ceritanya.
Dun forget comment yea
Next FF ada tiga yang lagi admin tulis,
bergenre marriage life, ada yang fangirl dan hurtromance
XOXO,
HSR
bagus^_^
BalasHapusayo lnjut :D